Langsung ke konten utama

analisa data pastoral lingkungan




ANALISIS DATA PASTORAL
Berkembang dalam iman
Disusun oleh:
AG. EFENDI DARMANTO
(132777)



12178206_801077680022060_690751713_n.jpg

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
WIDYA YUWANA MADIUN
2014-2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.                       Latar Belakang
Pertamanya disini adalah stasi ikut dengan Cornelius Madiun diantaranya Kanigoro (kojo), Bantengan, Mojopurno, Pilang Rejo, Bandarjo dan  Munggut kemudian dalam perjuangan yang begitu sangat berat akhirnya desa Bantengan, Mojopurno berdiri sendiri terdiri dari 9 KK Untuk tempat kegiatan berpusat pada Pak lasno. Beberapa KK (kepala keluarga) yang saat itu sudah mulai berani tampil dalam pelayanan Misa pertama kali di MATER DEI :

1.                       Pak Sulasno, Pak Putut Cs.
2.                       Pak Sutjipto
3.                       Alm, Pak Sali
4.                       Pak Nyoto
5.                       Bu Jono
6.                       Bu Wawan
7.                       Pak Rowo
8.                       Bu Parlan
9.                       Pak Wahono.

Ketua lingkungan ST. Sebastiano dari awal sampai sekarang antara lain;

fornasari.jpg
1.                       Alm Pak Sali.
2.                       Ischak.
3.                       Pak Rowo.
4.                       Pak Puji Waluyo  dan
5.                       Pak Suwandi ( saat ini).

Lingkungan St. sebastiano mulai didirikan pada tahun 1990 saat selekas Paroki mater Dei bersiri, pada saat Romo Sebastiano Fornasari, CM  berkarya di Paroki Santo Cornelius 1987-1993 beliau juga meresmikan lingkungan tercinta kita dan nama diambil dari nama beliau dengan usulan dari umat setempat pada tahun 90an.

Struktur Lingkungan
Ketua                 : Petrus Suwandi
Wakil-nya          : Antonius Panidi
Sekretaris           : Dominicus Gerindra Wardana
Bendahara         : Elisabet Lamini
Seksi Liturgi      : Bu. Paulus
Seksi Biak          : Bu endang, Tomy (bunga), Bu Petrus (Catharine), Bu Ria, Bu Bas.
Seksi Kematian : Bu Datinggo, Pak Sujipto.
Seksi Rekat- Omk : Bu Yustina, Bu Budi Persetyo
Seksi Pewartaan : Pak Rowo, Pak Gabrie.
2.                       Rumusan Masalah
-   Sejauh mana keluarga menghayati hidup menggereja sehari-hari?
-   Sejauh mana perkembangan imanOMK  ini di tengah zaman mereka ?

3.                       Tujuan Penelitian
-   Mengetahui sejauh mana pengaruh orang tua dalam menggereja.
-   Mengetahui sejauh mana perkembangan imanOMK  ini di tengah zaman mereka.

4.                       Metode Penelitian
Dengan melakukan metode penelitian kualitatif yaitu wawancara dan menganalisa permasalahan di lingkungan.
5.                       Tempat menganalisa
Lingkungan St. sebastiano (rumah umat).

6.                       Subyek
- Orang Tua lalu yang menjadi Tujuan utama adalah OMK Lingkungan St. Sebastiano
Yang saya analisa terdiri dari 4 orang yaitu:
OMK                                                     KK
1.            Maria (terlampir)                     1.         Antonius Panidi (terlampir)
2.            Gerry (terlampir)                     2.         Petrus Sulasno (terlampir)
3.            Yosef (terlampir)                     3.         Albertus Sarnoto (terlampir)
4.            Dwi (terlampir)                       4.         Petrus Suwandi (terlampir)

*) Catatan penting bagi saya bahwa analisa menunjukan bahwa orang muda lah yang menjadi tujuan semua orang dimana analisa pertama saya adalah keluarga lalu dari pihak keluarga mengarahkan saya untuk lebih mendalami perkembangan anak-anak mereka maka dari itu saya memilih lebih tertuju pada omk.







BAB II
LANDASAN TEORI
Melihat   Realitas.
Untuk dapat mewujudkan panggilan-Nya, Gereja perlu senantiasa “menganalisis secara objektif” situasi yang khas bagi Lingkungan sendiri melelui Lingkungan kita dapat mengetahui sampai mana umat memahami realita berkomunitas, menyinarinya dengan terang Injil yang tidak dapat diubah, dan dengan ajaran sosial Gereja menggali asas-asas untuk refleksi, norma-norma untuk penilaian serta pedoman-pedoman untuk bertindak.” (Octogesima Adveniens 4) Ajaran tersebut ditegaskan lagi oleh Konsili Vatikan II dengan rumusan, agar umat semakin mampu menangkap tanda-tanda zaman, dan meneranginya dalam cahaya Injil (bdk.Gaudium et Spes 4). Berkaitan dengan situasi khas negeri kita, masukan dari keuskupan-keuskupan menunjukkan, bahwa berbagai bentuk ketidak adaban publik yang paling mendesak untuk diatasi bersama dapat diringkas menjadi 17 pokok masalah berikut, yaitu: Keretakan Hidup dalam Lingkungan dan Formalisme Agama, Otonomi Daerah dan Masyarakat Adat, Korupsi (masalah budaya), Korupsi (masalah lemahnya mekanisme kontrol), Kemiskinan, Pengangguran, Kriminalitas/Premanisme, Perburuhan, Pertanian, Lingkungan Hidup (berkaitan dengan hutan), Lingkungan Hidup (berkaitan dengan non-hutan), Pendidikan Formal: Dasar-menengah, Pendidikan Formal: Pendidikan Tinggi, Pendidikan Non-formal: Pendidikan (dalam) Keluarga, Pendidikan Non-formal: Kaum Muda (termasuk masalah narkoba), Kesehatan, Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Ketidak setaraan Gender. Tanda-tanda zaman ini akan dikenali lebih baik bila dialami sampai menyentuh hati, diketahui secara cermat dengan data dan fakta yang sedang terjadi pada zaman kita. Sedangkan pesan cahaya Injil dimengerti bila naskah Kitab Suci dan Tradisi Gereja yang kaya dibaca dan direnungkan, diolah dalam doa, meditasi dan kontemplasi, sehingga pesan Injil dapat menerangi tanda-tanda zaman tersebut. Dengan cara itu pilihan untuk bersikap dan bertindak secara tepat dapat ditentukan. 
Sementara untuk penulisan menjadi sebuah Kitab Suci ini, penulis mengartikan hidupnya sendiri dan hidup bangsanSementara untuk penulisan menjadi sebuah Kitab Suci ini, penulis mengartikan hidupnya sendiri dan hidup bersama sebagai sebuah panggilan Tuhan dan kehendak Tuhan. Jadi disini penulis mau mengartikan bahwa seluruh hidupnya dan hidup bangsanya merupakan rencana Tuhan untuk menyelamatkan. Tujuan penulis menulis masalah baik omk maupun keadaan Lingkungan adalah untuk membagikan pengalaman imannya kepada orang lain dan menunjukkan bahwa karya Tuhan sedang berlangsung.
Kehendak Tuhan untuk bersatu dengan manusia sebenarnya sudah ada semenjak Tuhan menciptakan manusia, namun karena manusia telah jatuh dalam dosa maka manusia menolak rencana Tuhan. Sehingga hal tersebut mengakibatkan persatuan Tuhan dan manusia menjadi tertunda. Untuk mewujudkan keinginanNya yakni bersatu dengan manusia maka Tuhan mencoba menjalin hubungan kembali dengan manusia. Hal ini tentu membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar, supaya manusia sadar bahwa mereka dipanggil untuk keselamatan. Karena keselamatan tidak dapat dipaksakan, tapi harus diterima secara bebas dan sadar, berdasarkan imannya kepada Tuhan. Wahyu Tuhan sering juga disebut sebagai rencana keselamatan Allah. Untuk mewujudkan rencana keselamatan itu Tuhan menggunakan cara dan peristiwa yang berbeda-beda. Maka apa yang tertulis dalam Kitab Suci yang mengisahkan sejarah keselamatan itu memang mengungkapkan rencana Tuhan dan kehendak Tuhan untuk UmatNya.

Reverensi.
Krisis iman dan moral yang dialami orang muda zaman modern ini membuat mereka lupa akan nilai yang lebih tinggi yakni pengetahuan tentang Allah serta bagaimana cara menjalankannya  diera jaman saat ini. Sebagaimana jelas diungkapkan oleh ketua lingkungan.  Pak Petrus Suwandi bahwa dalam situasi semacam ini dibutuhkan hati yang dapat mengarahkan kita semua menjadi lebih baik lagi bukan dengan emosi di dalam pengenalan akan Allah dan bukan sebaliknya peran hati diabaikan dan otak lebih dijunjug tinggi tetapi kesadaran akan kelemahan menjadi batu loncatan. Dengan demikian orang muda kita akan kehilangan arah dan tujuan hidupnya.Simak saja bagaimana situasi Gereja Indonesia dewasa ini kian meredup dan merosot.Hal ini merupakan akibat dari tidak adanya fondasi yang kuat bagi Kaum Muda Katolikdalam menyadari eksistensinya sebagai harapan dan masa depan Gereja dan masyarakat.Tanpa kita sadari kemerosotan ini sudah menjamur di mana-mana baik di paroki, organisasi-organisasi Gereja maupun dalam hidup panggilan Imam, Frater, Suster dan Bruder.Fenomena menurunnya keterlibatan orang muda dalam hidup menggereja menjadimomok yang memprihatinkan dan menggelisahkan Gereja Indonesia.

Kitab Suci dalam hidup.
Tujuan saya adalah untuk membantu keluarga-keluarga dengan membagikan apa yang Alkitab ajarkan. Dalam kerangka ini, saya menyarankan tiga kualitas yang diperlukan di sini seperti dalam penyelidikan Analisa:
²     (1) Bisa Diajar. Kita semua jadi orang tua dengan membawa praanggapan dan kita sering tidak mau melepaskannya. Tuhan ingin mengajarkan kebenaranNya, “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh’. Kebutuhan kita, seperti doa Pemazmur, “Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku”.
²     (2) Bisa Dipelajari. Kebutuhan lain adalah mempelajari Alkitab dengan serius. Alkitab punya banyak hal tentang keluarga dan orangtua. Pertanyatannya adalah apakah kita mau membangun keluarga melalui penyelidikan FirmanNya? Mungkin seperti orang yang mau menyelidiki Alkitab dan terbuka akan kebenarannya “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim. 3:16-17).
²     (3) Diperhatikan. Jika keluarga adalah laboratorium Tuhan untuk membangun karakter didalam hidup anak-anak kita, tentu saja, tempat di mana dia hidup membentuk pikirannya, dan jika rumah adalah fondasi ke masyarakat, dan kedua hal ini benar, kita dapat pastikan bahwa Setan akan melakukan semua yang bisa ia lakukan untuk mengikis keluarga. Kita memerlukan, kesiagaan akan rencana dan metodanya. Beberapa ayat terlintas. Kita harus mengetahui kebenaran Tuhan dan untuk berhati-hati “ sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan” (Eph. 4:14). Dan kepada jemaat Kolose Paulus menulis, “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.”
Makna Kitab Suci dalam Hidup Sehari-hari
Pepatah mengatakan “Tak kenal maka tak sayang”, maka supaya kita dapat mengasihi Tuhan, kita perlu mengenal Dia. Salah satu cara supaya kita dapat mengenal Allah adalah dengan membaca Kitab Suci, menghayatinya dan mampu memaknai Kitab Suci itu.
Bagi orang Tua dalam menanggapi anak-anaknya.
a)                       Mazmur 128:1-4 mengajar bahwa anak adalah karunia dari Tuhan; mereka adalah berkat dan kepercayaan dari Tuhan. Tapi Mazmur 127:3-5 memperingatkan mengenai hal ini, orang tua harus mengijinkan Tuhan untuk membangun keluarga yang meliputi pelatihan anak-anak kita. Jika Tuhan diijinkan untuk membangun keluarga, kita harus menggunakan Materialnya, Perkakas, dan mengikuti Cetak birunya. Kita harus membangun Kandang PelatihanNya.
b)                       Amsal berkata, kita harus mendidik anak kita dijalan yang seharusnya. Artinya mengarahkan anak-anak untuk masuk jalur yang benar. Tetapi apa yang merupakan arah atau jalan yang benar dan bagaimana cara orangtua melakukan ini, terutama dimasa sulit ini?
c)                       Alkitab juga mengajar orang tua untuk mendidik anak-anak mereka (memelihara mereka) dalam disiplin (pelatihan) dan instruksi (peringatan) tentang Tuhan ( Eph. 6:4). Tuhan melatih anak-anak didalam JalanNya melalui orang tua. Sebagai orang tua, kita adalah agen pelatihan untuk Tuhan.
d)                      Para bapak, oleh karena itu, mengendalikan anak-anak dengan martabat ( 1 Tim. 3:4). Mengapa? Sebab anak-anak dilahirkan tanpa kendali. Suatu ilustrasi yang baik tentang ketiadaan kendali adalah kebutuhan akan popok. Kedudukan sebagai orang tua, oleh karena itu, berarti hak otoritas dan tanggung jawab mengendalikan anak-anak mereka menurut standard dan nilai-nilai Alkitab, tetapi tujuannya adalah untuk membawa anak di bawah kendali Tuhan melalui suatu hubungan denganNya.
Pembinaan sebagai pendampingan
Belajar dari Yesus yang berjalan bersama murid-murid yang bimbang (Luk 24: 13-35), seorang Pembina berziarah seiring-sejalandengan orang muda dalam prgumulan mereka, dengan:
- bertanya dan mendengarkan dengan sabar dan penuhperhatian.
- menjelaskan dan membuka pikiran mereka pada saat yangtepat.
- membuat mereka menyadari kehadiran Kristus sebagaipengalaman kebangkitan.
Persepsi ini membangun kesadaran orang muda akan diri dan situasi lingkungan untuk membangun sikap hidup pribadi. Selain itu dengan pembinaan sebagai pendampingan orang muda akan mampu menciptakan iklim dimana subjek-bina (orang muda) dapat terbina dan membina diri sendiri). Lingkungan sosial tidak lagi dilihat sekedar sebagai input yang sifatnya normative-imperatif, tetapi sebagai stimulus (rangsangan, tantangan) bagi perkembangan iman anak maupun orang dewasa maka perlunya kesadaran diri yang perlu dibina.


BAB III
ANALISIS
Dari beberapa orang tua yang saya analisa mereka menunjukan rasa peduli yang sangat besar bagi perkembangan iman anak-anak  mereka salah satunya menuruti kemauan anak-anak mereka sehingga mereka mempercayakan sepenuhnya terhadap perkembangan pengetahuan  kedepan maupun iman mereka. Secara sadar bahwa saya menghimbau bagi mereka bahwa perjuangan untuk mencapai sepenuhnya bersama Kristus Yesus masih panjang bukan sudah cukup menerima baptisan baik baptisan bayi maupun dewasa, lalu komuni pertama dan krisma tetapi kita semua masih harus mewartakan menjadi saksi Kristus yang tak henti dan berani menjadi contoh baik bagi Gereja dan sesamanya tetapi di lihat sebenarnya kaum muda mengalami kendala salah satunya kegiatan yang padat sehingga mereka tidak bisa mengikuti kegitan yang berhubungan dengan Gereja maupun kegiatan Katolik lainnya seperti Kor, Lingkungan didalamnya ada doa-doa sehingga berbenturan ketika mereka yang sedang sekolah maupun kuliah di tempat lain  (diluar kota). Maka saya menyimpulkan beberapa keputusan atau rencana untuk program kerja selama saya PPl di lingkungan salah satunya saya buat adalah:
a.    Saya melakukan pembinaan kaum muda seperti pertemuan-pertemuan membahas masalah yang dihadapi maka saya akan meminta bantuan dengan pembina Omk maupun Rekat yang dibina oleh bu Yustin sendiri.
b.    Mengajak Rekat dan Omk dalam semua kegiatan baik Gereja (Lingkungan) maupun di gereja (Mater Dei).
c.    Supaya mengajak mereka belajar bernyanyi.
Maka dari masalah yang dihadapi oleh kaum muda adalah kemalasan dan kebimbangan ketika pulang sekolah maupun kuliah masih ada kegiatan doa lingkungan oleh sebab itu mereka bimbang  dan mereka perlu peneguhan dari dalam salah satunya adalah orang tua yang berperan pasti dan pembinaan adalah peran pembantu bagi mereka untuk seperti apa yang harus mereka lakukan. Dari beberapa lontaran dari mereka, mereka  menginginkan kegiatan dilingkungan seperti di Kku sehingga mereka dapat banyak sharing dan tidak menjenuhkan sehingga mereka diajak kelingkungan alasannya tak jauh-jauh mau ngejakan PR atau tugas-tugas kampus dan ternyata ada yang langsung tidur dan ada juga yang langsung megang Hp inilah masalah besar bagi kita semua apa yang harus diperbaiki maka saya sendiri akan belajar dari permasalah yang mereka hadapi menjadi lompatan untuk lebih baik lagi bermacam-macam masalah yang dihadapi oleh anak-anak adalah suatu perubahan yang wajar maka kita sebagai kerabat atau orang tua menyikapi yang positif dan dengan kesabaran yang tinggi merupakan pengaruh positif dari pada emosi dan membuat sianak menjadi frustasi maka kearah yang negative.
BAB IV
KESIMPULAN  DAN  SARAN
Kesimpulan Peluang dalam era globalisasi.
Zaman kita memberi peluang baru yakni  minat OMK akan teknologi informasi terkini. Jika orang muda Katolik mulai membangun jejaring  dalam berbagai minat dengan aneka milist, facebook, twitter, blog, website, tentu saja alat ini akan berguna pula bagi pengembangan jejaring muda Katolik penggerak HAK. Yang saya maksud bukanlah media kontak-kontak romantisme belaka, namun terlebih bagaimana memakai media internet untuk  menambah pengetahuan iman Katolik bagi OMK, dan berdialog dengan agama-agama lain. Beberapa website Katolik yang dikelola dengan baik oleh umat bisa ditautkan dengan website OMK dalam rangka membina HAK. Orang muda agama lain bisa diundang agar berinteraksi di dalamnya untuk berdialog.
Saran
Supaya OMK dan REKAT lebih mengerti dan paham pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan, butuh sekali yang namanya sebuah rekoleksi dan pertemuan. Agar bagi mereka yang belum tahu supaya bisa menjadi tahu dan lebih rajin lagi membaca Kitab Suci dan mau menyadari bahwa Kitab Suci itu sangat penting bagi hidup khususnya dalam mendakatkan diri dengan Tuhan.







DAFTAR PUSTAKA
Budi.F. Hardiman,Filsafat Modern, dari Machiavelli sampai Nietzsche,Jakarta:Gramedia,2007Denny. A. Firmanto dan Yustinus (ed),Orang Muda Katolik Indonesia Dalam PusaranGlobalisasi, Seri Filsafat Teologi Widya Sasana, Vol. 17 No. Seri 16, 2007,Malang: STFTWidya Sasana Malang, 2007 Dokumentasi Hasil SAGKI, Bangkit dan Bergeraklah!, Jakarta: Obor, 2006Hamersm.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ACARA REKOLEKSI

Ag. Efendi Darmanto 132777 Agnes Miraning Tyas 132778 Aloysius Iryanto          132779 Yuliana Harisa            132782 B. Gusdiantara Wijaya 132780 Nur Apriani                 132782 Yakobus Glory H. H     132796 RENCANA  KEGIATAN PASTORAL SEKOLAH                         N ama Sekolah           : SMPK St. Bernardus Madiun Kegiatan pastoral sekolah Kelas                            :VII-IX Alokasi Waktu           :   4 X 6 0 menit =   4 jam (08.00-12.00) GAGASAN POKOK Remaja katolik seringkali bimbang dan ragu dalam menentukan jalan hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Masa-masa remaja adalah masa pencarian jati diri, remaja tidak jarang berganti-ganti hobi, tujuan hidup, model rambut, dan lain sebagainya. Pencarian identitas sangat identik pada remaja, namun remaja sangat memerlukan pendampingan dalam hidupnya, karena pada masa-masa ini remaja kurang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik untuk dilakukan, sebab

CONTOH Modul Katekese Tema “…”

Modul Katekese Tema “…” I.                Gagasan Dasar II.             Tujuan Tujuan dari proses katekese ini adalah: 1.       Peserta mampu keluar dari zona nyaman 2.       Peserta mampu mengatur waktu untuk Tuhan. 3.       Peserta mau terlibat dalam hidup menggereja. III.           Model                                 : Shared Christian Praxis (SCP) IV.          Metode                               : Menonton Film, Tanya Jawab, Sharing, Diskusi V.             Sasaran/Peserta Katekese   : Remaja Akhir 19-23 Tahun VI.          Alokasi Waktu                    : 90 Menit VII.        Sarana/Alat                         : Kitab Suci, LCD VIII.     Sumber/Bahan Referensi 1.       Perikop Kitab Suci 2.       Paper “Dalam Iman, Kaum Muda Dipanggil Keluar dari Zona Nyamannya 3.       https://www.youtube.com/watch?v=Q4kpYIwa5xU IX.          Langkah-langkah 1.       Pembukaan ·         Lagu: ·         Doa ·         Pengantar Salamat malam

Makalah PHG (penghantar hukum Gereja).

Nama : Ag. Efendi Darmanto NPM : 132777 Nama kuliah: Pengantar Hukum Gereja Semester : IV A.     PENGANTAR Yang harus kita ingat apa itu Hukum Gereja agar dapat memahaminya, lalu disini saya tidak akan menjelaskan banyak mengenai masing-masing garis besar tersebut tetapi saya akan menjelaskan sedikit mengenai Hukum Gereja yang dapat saya artikan bahwa hukum adalah peraturan yang harus dituruti agar sesuatu yang berhubungan dengan iman dapat sepenuhnya terarah kepada hidup Religius. B.      LATAR BELAKANG Yang dimaksud hukum bukan dalam sistem pemerintahan saja melainkan sejak zaman gereja mula-mula (Gereja Perdana­), hingga zaman era-modern sekarang ini bukanlah hanya pemerintah saja yang memiliki hukum aturan aturan. Tetapi Gereja Tuhan tidak kalah saing akan hal itu, gereja juga memiliki suatu hukum dan aturan sendiri sebagai sebuah organisasi Gereja. Akan tetapi yang perlu diperhatikan hukum yang dimiliki oleh negara (pemerintah) tidak sama dengan hukum gereja. Hu