Langsung ke konten utama

BAHAN KATEKESE “Cinta dan Persahabatan Sejati didalam Tuhan”



BAHAN KATEKESE / BAHAN RESMI DARI MAHASISWA-I STKIP WIDYA YUWANA

YOUTUBE

 

“Cinta dan Persahabatan Sejati didalam Tuhan”

 

Tema                                       : Cinta dan Persahabatan yang Tumbuh didalam Iman

Judul                                       : Cinta dan Persahabatan Sejati didalam Tuhan

Model                                      : SCP (shared Christian Praxis)

Metode                                    : Ceramah, dialog/Tanya jawab, sharing.

Sasaran                                    : Remaja Katolik Stasi St. Vincentius Jenangan

Alokasi Waktu                        : 60 menit

Sarana                                     : LCD, Laptop, Video, Teks Lagu Video

Sumber Bahan Katekese         : Kitab Suci dan Internet

 

       I.            Pemikiran Dasar

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh mejadi dewasa. Masa remaja ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Jadi masa remaja ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Pad amasa ini remaja mengalami masa pertumbungan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa yang ditandai dengan perubahan-perubahan cepat pada jasmani yang bersamaan dengan matangnya organ seks, yang selanjutnya dikuti oelh perkembangan pisikis yang meliputi perubahan emosi dengan melepaskan diri dari ikatan orang tua ketika anak harus dapat berdiri sendiri. Perkembangan kecerdasan dan kepribadian terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan siri dalam masyarakat.

Sebagai Remaja tentunya sangatlah membutuhkan cinta dari orang-orang disekitar dan juga sangat membutuhkan teman atau sahabat. Karena dimasa remaja ini seseorang masih sangat labil didalam emosi dan dimasa remaja ini juga seseorang akan mudah terpengaruh karena dia belum bisa sepenuhnya mengerti tentang mana yang baik dan mana yang buruk untuk hidupnya karena pemikirannya masih labil dan belum bisa berpikir dewasa. Maka dari itulah sebagai seorang remaja sangat membutuhkan cinta dan perhatian dari orang-orang di sekitarnya seperti orang tua, guru, dan teman-temannya.

Cinta dan persahabatan tentulah saling berhubungan erat karena terjadinya persahabatan itu pasti karena ada rasa cinta kepada sesama. Cinta dalam hal ini tidak selau menuju pada hubungan pria dan wanita (Pacaran) tapi lebih kepada orang-orang yang ada disekitar baik itu keluarga, guru, teman-teman/sahabat, dan lain-lainnya. Tentunya kata-kata cinta ini bukanlah hal yang asing didengar apalagi didalam dunia remaja. Jadi dalam konteks ini kita tidak bisa hanya melihat cinta dengan cara pandang yang sempit, terkadang didalam kalangan remaja mereka memandang cinta sebagai sebuah ungkapan perasaan suka yang ditujukan kepada lawan jenisnya. Cinta mempunyai banyak makna dan arti bahkan Kitab Suci juga menunjukan bahwa cinta/kasih itu berasal dari Allah. Didalam Kitab Suci dikatakan “Allah adalah kasih”, cinta adalah salah satu cirri utama dari Allah. Demikian juga Allah telah menganugrahkan kita dengan kapasitas/kemampuan untuk mencintai, karena kita diciptakan menurut gambar-Nya. Pada  Yohanes 15:12 mengatakan “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu salaing mengasihi, seperti aku telah mengasihi kamu.” Dari perikob ini sangat jelas bahwa Allah meminta agar kita salaing mengasihi satu dengan yang lain.

Sebagai remaja tidak cukup jika hanya memiliki cinta, namun seorang remaja juga haruslah memiliki sahabat yang usia dengannya. Bagai mana bisa seseorang mencintai jika dia tidak memiliki orang lain untuk dicintainya. Karena didalam Kitab Suci saja kita diajak untuk mengasihi sesama kita manusia, bukan hanya orang tua atau keluarga saja. Sebagai remaja tentunya tidak bisa hidup sendiri tanpa ada teman/sahabat yang bisa mendengarkan dan mengerti keadaan kita, karena dimasa remaja kita lebih terbuka kepada sahabat kita dari pada kepada orang tua kita. Persahabatan adalah salah satu karunia hidup yang besar. Sahabat sejati membawa kebaikan yang tertinggi bagi sahabat-sahabatnya, dengan maksud supaya mereka bisa mengenal Allah dan mengasihinya dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran mereka. Sahabat sejati juga bersedia melakukan hal-hal yang dapat membahagiakan sahabat-sahabatnya meskipun ia harus mengorbankan waktunya, atau bahkan hal-hal yang ia senangi. Bahkan dalam Kitab Suci Tuhan Yesus bersabda Yohanes 15:13-15 “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuprintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-ku.” Dari perikob ini Yesus menjadi contoh yang sempurna mengenai sahabat sejati, karena Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya.

Jadi dalam dunia remaja cinta dan persahabatan itu tidak bisa dipisahkan, karena antara cinta dan persahabatan itu salah terkait. Tidak ada persahabatan yang tumbuh tanpa cinta didalamnya. Sebagai remaja Katolik seharusnya sadar bahwa didalam persahabatan itu ditanamkan cinta yang begitu dalam, Yesus telah menjadi teladan bagi kita yaitu dengan memberikan nyawa-Nya untuk kita. Dengan teladan Yesus ini sebagai remaja Katolik haruslah membangun persahabatan yang sejati didalam Kristus dengan selalu ada untuk sahabat-sahabatnya, memberikan penguatan ketika sahabatnya mulai menjauh dari Tuhan, member penghiburan ketika sahabatnya sedang bersedih, dan membantu sahabatnya ketika menghadapi masalah. Itulah artipersahabatan Katolik menjadi malaykat untuk sahabat-sahabatnya.

    II.            Tujuan

a.       Peserta dapat mengerti arti cinta dan persahabatan sejati didalam Tuhan.

b.      Peserta dapat meneladani Yesus sebagai contoh sahabat sejati.

c.       Peserta dapat membuat niat-niat baru untuk menjadi sahabat sejati/ malaykat untuk sahabat-sahabatnya yang seiman dialam Kristus.

 III.            Langkah-langkah

1.      Pengantar

(fasilitator member sapaan sebelum sebelum memulai katekese)

      Selamat pagi teman-teman yang terkasih dalam Tuhan. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoha selalu sehat dan selalu berada dalam lindungan Tuhan. Pada pagi ini kita haruslah bersyukur kepada Tuhan, atas segala rahmat-Nya hingga kita bisa berkumpul bersama di tempat ini. Pada kesempatan ini saya mengajak teman-teman semua untuk berdinamika bersama dalam kegiatan katekese dengan tema “Cinta dan Persahabatan yang Tumbuh didalam Iman.” Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman semua karena sudah berkenan hadir dan mau meluangkan waktuknya untuk berdinamika bersama pada hari ini. Sehubungan dengan tema kita hari ini tentunya, kata cinta dan persahabatan ini tidaklah asing lagi bagi teman-teman dan semuanya pastilah sudah mempunyai sahabat. Teman-teman sebelum kita memulai kegiatan kita hari ini, mari kita menyanyikan lagu “Persahabatan Bagai Kepompong” bersama-sama.

 

 

“Persahabatan Bagai Kepompong”

Dulu kita sahabat, dengan begitu hangat

Mengalahkan sinar matahari

Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat

Berharap jadi kupu-kupu

Kini kita berjalan berjauh-jauhan

Kau jauh dariku karena sesuatu

Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan

Namun itu karena ku sayang

Persahabatan bagai kepompong

Mengubah ulat mejadi kupu-kupu

Persahabatan bagai kepompong

Maklumi teman hadapi perbedaan

Persahabatan bagai kepompong

Na na na na na……

Semua yang berlalu, biarlah berlalu

Seperti hangatnya matahari

Siang berganti malam, sembunyikan sinarnya

Hingga dia bersinar lagi

Dulu kita melangkah berjauh-jauhan

Kau jauh dariku karena sesuatu

Mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan

Namun karena ku sayang

Persahabatan bagai kepompong

Mengubah ulat menjadi kupi-kupu

Persahabatan bagai kepompong

Hal yang tak mudah berubah jadi indah

Persahabatan bagai kepompong

Maklumi teman hadapi perbedaan

Persahabatan bagi kepompong

Ke pom pong

Na na na na na….

 

 

2.      Doa Pembukaan

Marilah kita siapkan hati untuk berdoa (hening sejenak)

P : Dalam Nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus

U : Amin

      Selamat pagi ya Bapa, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu karena atas berkat dan rahmat-Mu kami bisa berkumpul di tempat ini dengan keadaan sehat. Kami mohon berkatilah acara kami hari ini dari awal, pertengahan, hingga akhir. Semuanya berjalan dengan lancar dan baik. Kami mohon kepada-Mu Bapa agar didalam kehidupan ini kami semakin mencintai sesama kami dengan tulus dan selalu membangun persahabatan yang sejati didalam nama-Mu. Curahkan lah pula Roh Kudus Mu didalam pertemuan kami ini agar apa yang menjadi pembahasan kami hari ini bermanfaat untuk masa depan kami dan untuk pertumbuhan iman kami akan Dikau. Dan  Doa dan permohonan ini kami haturkan kepada-Mu ya Tuhan, dalam perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. (Amin)

1.      Pengantar ke langkah 1 (Langkah Nol)

(fasilitator menayangkan sebuah video yang berkaitan dengan persahabatan sejati untuk menghantar peserta sampai kepada tema yang akan dibahas)

Video tentang “Arti Sahabat”

Pertanyaan panduan pendalaman pengalaman peserta:

1.      Teman- teman yang terkasih apa yang menarik dari pengalaman di dalam video tersebut? Apakah teman-teman pernah mengalami hal yang sama?

2.      Didalam video tersebut, bagaimana seorang sahabat menunjukan rasa cintanya? Lamau selama ini bagaimanakah teman-teman menunukan rasa cinta kepada sahabat?

2.      Langkah 1 : Pengungkapan pengalaman factual

a.       Pengantar

Teman-teman yang terkasi saya yakin kita semua yang ada disini pasti mempunyai sahabat, entah itu sahabat di sekolah maupun yang ada di lingkungan kita seperti sahabat di perkumpulan kita ini. Video yang telah kita lihat tadi menceritakan tentang persahabatan yang mana seorang gadis itu awalnya tidak perduli terhadap teman-temannya, namun setelah dia mendapatkan masalah yaitu ketika pacarnya selingkuh dengan orang lain dan ketika pacarnya itu mengatakan bahwa kamu itu bukan siapa-siapa, dia mulai menyerah dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Namun temannya yang seorang berusaha untuk menghalangi niatnya itu, akhirnya gadis itu sadar bahwa hidup itu bukan hanya milik kita sendiri kita harus bisa berbagi dan memberikan perhatian kepada orang lain salah satunya sahabat yang selalu ada bersama kita. Pada kesempatan ini saya ingin mengajak teman untuk mengungkapkan pengalaman yang pernah dialami dalam kehidupan bersahabat, entah itu pengalaman menyenangkan maupun pengalaman menyakitkan.

b.      Pengungkapan pengalaman

(Fasilitator kemudian memberikan pertanyaan panduan, untuk membantu peserta mengungkapkan pengalaman yang dialami dalam persahabatan).

Pertanyaan Panduan

·         Teman-teman yang terkasih terkadang kita mengabaikan sahabat kita dan lebih memilih hal yang lainnya. Coba teman-teman ceritakan apakah pernah di tinggalkan oleh sahabatnya? Dan bagaimana teman-teman memaknainya?

·         Bagaimana pengalaman teman-teman dalam menjalin persahabatan, terutama dengan teman yang seiman?

c.       Kesimpulan

(setelah peserta mengungkapkan pengalamannya, pemandu memberikan kesimpulan dari sharing peserta)

Melalui pengalaman yang telah kita dengarkan tadi, tentunya didalam membangun sebuah persahabatan yang sejati itu tidaklah mudah dan didalam persahabatan tidak selamanya akan baik-baik saja. Pastinya didalam proses kita akan mengalami banyak masalah dan percekcokan yang akan membuat persahabatan itu pelan-pelan luntur dan rusak jika kita tidak mampu mempertahankannya. Maka dari itu banyak persahabatan yang awalnya bai-baik saja, seiring berjalannya waktu persahabatan itu berantakan karena adanya permasalahan. Hal ini terjadi tentunya karena setiap pribadi yang menjalin persahabatan itu masih mengutamakan rasa egoismenya yang tinggi, tidak ada yang mau mengalah hingga akhirnya persahabatan itu berantakan. Namun jika kita memiliki rasa cinta yang besar, sikap rendah hati, dan pemaaf. Maka seberapa besarpun masalah/perkelahian yang terjadi didalam persahabatan itu pasti akan bisa dilewati dan diselesaikan dengan baik.

3.      Langkah II : Refleksi Kritis Terhadap Pengalaman Faktual

a.       Pengantar :

Teman-teman yang terkasih, kita telah mendengarkan sharing dari saudari-saudara kita sekarang saya mengajak teman-teman untuk kembali mendalami pengalaman-pengalaman yang telah disampaikan tadi.

 (Fasilitator memberi pertanyaan panduan untuk mendalami pengalaman dengan tanya-jawab dan setelah itu juga memberikan peneguhan).

b.      Pertanyaan Panduan

·         Menurut teman-teman apa arti persahabatan yang sesungghnya?

·         Pernahkah teman-teman memberikan perhatian ketika sahabat teman-teman mulai tidak mau lagi mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja?

·         Selama ini bagaimanakah teman-teman membangun persahabatan yang menumbuhkan kebersamaan didalam iman?

c.       Kesimpulan

(Setelah sharing pengalaman,  pemandu menyimpulkan point-point yang telah didapat pada langkah 2)

      Jadi teman-teman didalam membangun sebuah persahabatan itu diperlukan cinta yang tulus, sebuah perhatian, pengorbanan, dan rasa kesetia kawanan, jika kita tidak menanamkan rasa ini didalam diri kita masing-masing tentunya persahabatan itu tidak akan mempunyai arti dan makna bagi kita maupun bagi sahabat kita. Dan melalui persahabatan juga kita bisa membantu teman-teman kita yang pada awalnya jarang mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja, kita sebagai sahabat seiman mengajak dan memberikan perhatian kepada teman-teman kita yang mempunyai sifat seperti ini untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan imannya. Kitalah yang bisa membantu teman-teman kita ini, jangan sampai teman-teman kita meninggalkan imannya karena jarang mengikuti kegiatan-kegiatan di Greja, maka dari itu kita sebagai sahabat yang seiman hendaknya bersama-sama membantu teman-teman kita agar semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.

 

 

4.      Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Semakin Terjangkau

(Fasilatator membacakan teks dari Kitab Suci)

            Teman-teman yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman-pengalaman kita, untuk selanjutnya kita akan mendalami ajaran Kitab Suci tentang persahabatan. Karena kita ini hidup bukan hanya untuk diri kita saja, namun kita juga harus bisa hidup untuk orang lain terutama untuk orang-orang yang ada di sekitar kita khususnya sahabat seiman kita yang ada di Stasi St. Vincentius Jenangan ini. Karena Tuhan Yesus sendiri rela memberikan nyawa-Nya untuk kita yang Dia anggap sahabat-Nya. Maka dari itu teman-teman terkasih Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang baik untuk kita, jadi hendaknya kita sebagai Orang Muda Katolik bisa menjadi sahabat yang baik untuk teman-teman kita yang seiman dengan kita, jika kita tidak memberikan nyawa kita kepada sahabat kita seperti yang dilakukan Yesus untuk kita. Maka kita sebagai seorang sahabat sekaligus murid Yesus hendaklah kita memberiakan rasa pedulu dan perhatian kepada sahabat-sahabat kita yang seiman ketika mereka memiliki masalah. Maka dari itu mari kita bersama-sama membaca Kitab Suci:

Yohanes 15:11-17

11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada didalam kamu dan suka citamu menjadi penuh. 12 Iniah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tau, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16          Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya amu pergi dan menghasilkan buah dan buah mu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.

(Setelah mendengarkan bacaan injil tadi fasilitator memberi pertanyaan kepada peserta agar peserta lebih mendalami bacaan Kitab Suci tersebut.)

1.      Bagian mana yang paling menarik?

2.      Melalui bacaan Kitab Suci ini, apa yang mau Tuhan sampaikan kepada kita?

3.      Apakah kita sudah menjadi sahabat seperti yang dilakukan Yesus?

(Penegasan dari Fasilitator)

Setelah kita membaca dan mendengarkan bacaan Kitab Suci hari ini, tentunya banyak hal baru yang kita dapatkan dalam sebuh persahabatan. Dimana di dalam Kitab Suci Tuhan Yesus mendefinisikan arti persahabatan sejati dari Yohanes 15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seerti Aku telah mengasihi kamu.  Dari bacaan Kitab Suci ini sudah jelas bahwa Tuhan Yesus telah memberikan perintah kepada kita untuk saling mengasihi sebagai sesama saudara seiman, memang terkadang di dunia yang semakin maju ini sangatlah susah bagi kita untuk bisa saling mengasihi sesama kita, karena kita selalu sibuk dengan urusan dan diri kita sendiri saja jadi tidak ada waktu bagi kita untuk bisa saling mengasihi dan memberikan perhatian. Seperti tema kita pada hari ini cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman, maka dari itu bacaan Yohanes 15:12 ini sangatlah memberikan pandangan untuk kita agar kita bisa saling mengasihi kaena kaisih itu juga sama dengan cinta jadi dengan kita mengasihi artinya kita juga mencintai saudara kita terutaman didalam persahabatan kita di perkumpulan kita sebagai orang muda katolik ini, hendaknya kita bisa saling berbagi kasih antara satu dengan yang lain, yaitu dengan belajar perduli kepada sahabat-sahabat kita yang sudah mulai menjauh dan tidak bergabung lagi bersama kita dialam perkumpulan kita.

Pada Yohanes 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Dari ayat ini juga kita belajar bahwa sebuah persahabatan itu bukan lah hal yang biasa-biasa saja yang hanya sekedar menyapa atau karena kenal saja, namun didalam sebuah persahabatan kita seharusnya bisa memberikan apa yang bisa kita berikan kepada sahabat kita ketika sahabat kita memerlukan pertolongan kita. Bahkan di dalam ayat ini juga Tuhan Yesus memberikan nasehat bahwa tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabar-sahabatnya. Jadi didalam sebuah persahabatan itu memang diperlukan sebuah pengorbanan, jika kita tidak bisa melakukan hal yang besar untuk sahabat kita setidaknya kita bisa memberikan sesuatu  yang kecil yang bisa membuatnya merasa bahwa kita menggap kehadirannya, seperti kita relalu mengorbankan waktu kita untuk mendengarkan curhat sahabat kita yang sedang menghadapi masalah, membantu sahabat kita ketika memerlukan pertolongan kita, dan memberikan masukan atau nasehat ketika sahabat kita sudah mulai jarang ke Gereja. Karena itu merupakan salah satu pengorbanan kita untuk sahabat kita. Namun itulah kelemahan kita saat ini jangankan mengorbankan nyawa kita mengorbankan waktu kita untuk mendengarkan curhat teman kita saja terkadang kita tidak ada waktu. Karena kita selalu egois dan hanya mementingkan kepantingan kita saja, hal seperti inilah yang akan membuat sebuah persahabatan emnjadi hancur karena tidak adanya kebersamaan dan perhatian antara satu sama lain. Bahkan terkadang kita sering menceritakan kesalahan sahabat kita kepada yang lain, dan menjauhinya ketika kita melihat sahabat kita sudah jarang bersama-sama lagi denga kita didalam kebersan.   

             Dan pada Yohanes 15: 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tau, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, Aku telah memberitahukan kepada Kamu segala sesuatu yang telaha-Ku dengar dari Bapa-ku. Maksud dari ayat ini sudah jelas bahwa Tuhan Yesus memberitahukan kepada kita supaya kita salang memberi kasih kepada sahabat kita.perintah ini ditujukan kepada kita agar kita semua sebagai orang muda katolik yaitu generasi penerus Gereja bisa saling bersatu dan tumbuh didalam iman Katolik yang, rukun, kompak, salang peduli antara yang satu dengan yang lain. Buka saling menjatuhkan karena jika kita tidak bersatu untuk menciptakan persahabatan yang baik dan penuh kasih, tentulah perkumpulan kita sebagai orang muda katolik ini pelan-pelan akan hancur dan sedikit demi sedikit tanpa kita sadari teman-teman kita yang pada awalnya besama-sama dengan kita seiman dengan kita pelan-pelan akan menjauh dan meninggalkan imannya karena dia tidak merasa nyaman berada bersama kita didala kebersamaan yang kita lakukan walaupun sebenarnya tujuan dari kebersamaan itu sendiri untuk mepertumbuh iman kita, dia tidak akan tertarik lagi karena dia sudah merasa tidak ada kenyamanan dilam perkumpulan kita itu.

            Kita juga dapat meilihat didalam Kitab Suci persahabatan Yesus bersama dengan murid-murid-Nya. Yesus dikenal bukan karena koneksinya dengan orang-orang kaya dan terkemuka, melainkan karena menjadi sahabat orang-orang kecil dan yang dipandang hina. Yesus tidak berfokus pada kesalahan sahabat-sahabatnya yang loyal dan Ia bertindak demi kepentingan mereka. Sebagai contoh, Ia berdoa kepada Bapa-Nya agar melindungi mereka sewaktu dicobai. Yesus hidup dan mati demi sahbat-sahabat-Nya, Yesus menyerahkan kehidupan-Nya sebagai pernyataan kasih ”tidak seorang pun mempunyai kasih yang lebih besar dari pada ini,” kata Yesus, ”bahwa seorang meyerahkan jiwa-Nya demi kepentingan sahabat-sahabat-Nya” (Yoh 15:13). Yesus telah meberikan contoh membangun persahabatan sejati melalui persahabatan-Nya bersama para murid.

Kita juga bisa melihat persahabatan Daud dan Yonatan 1 Samuel 18:1 ”Ketika Daut habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.” didalam bacaan ini kita bisa melihat kasih antara keduanya begitu erat dan tidak bisa dipisahkan lagi, kesetiaan Yonatan terhadap Daut begitu dalam, bahkan saat Saul ayahnya  ingin membunuh Daut. Yonaten berpihak pada Daut daripada Saul ayahnya. Yonatan mencintai Daut seperti dirinya sendiri, hendaknya kita bisa menjalin persahabatan seperti Daut dan Yonatan ini. pada Amsal 17:17 ”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Dari ayat ini mengajarkan kita untuk selalau memberikan kasih kepada sahabat kita karena seorang sahabat bukanlah lagi orang lain bagi kita melainkan saudar bagi kita. Jadi ketika kita menjalin sebuah persahabatan itu kita juga sudah membangun sebuah keluarga baru. Memang terkadang untuk mencari sahabat sejati itu tidaklah mudah, maka dari itu untuk dapat teman yang baik kita harus menjadi teman yang baik juga bagi orang lain. Bagaimana mungkin kita bisa menjalin persahabatan yang baik jika kita sendiri tidak bisa menjadi sahabat yang baik bagi orang lain. Jika kita menginginkan sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman, maka kita harus bisa menjadi sahabat yang baik bagi orang lain, kita harus menanamkan didalam diri kita sendiri untuk bisa menjadi pribadi yang baik untuk sahabat kita.

              Maka dari itu tema-teman marilah kita besama membangun sebuah persahabatan yang penuh dengan, cinta, kedamaian, pengertia, dan pengorbanan dialam perkumpulan kita ini, yang tentunya semakin memupuk iman kita kepada Yesus Kristus. Hendaknya kita juga bisa berbagi cinta kapada sahabat kita, karena berawalnya persahabatan itu dimulai dari rasa cinta yang mendalam. Jika didalam persahabatan tidak ada rasa cinta antara satu salam lain maka persahabatan itu tidak akan ada artinya, dan sebuah persahabatan itu juga hanyalah sebatas perkumpulan yang hanya saling memanfaatkan. Dari rasa cinta yang mendalamlah kita akan membentuk sebuah persahabatan yang sejati yan tumbuh didalam iman, karena cinta itu, murah hati, lemah lembut, saling memaafkan. Jika kita sudah bisa menanamkan bentuk-bentuk cinta itu didalam diri kita masing-masing tentunya kita bisa membangun persahabatan yang sejati itu, karena didalam membangun persahabatan dipperlukan juga rasa cinta yang mendalam.

Jadi teman-teman yang terkasih mulai dari sekarang marilah kita menciptakan suasana yang baru didalam perkumpulan ini, kita belajar perduli pada teman-teman kita yang sudah jarang ikut bersama-sama dengan kita didalam perkumpulan kita, membuat sebuah pertemuan yang mana saling menyemangati didalam mempertahankan iman ditengan dunia yang moderenisasi ini. Kita ciptakan persahabatan yang menghangatkan yang membuat kita dan sahabat kita merasanyaman dan yakin bahwa Tuhan Yesus selalu hadir ditengah-tengah perkumpulan kita ini, dengan seperti itu kita pelan-pelan akan tumbuh didalam iman akan Yesus Kristus. Karena persahabatan sejati itu harus selalu mencintai antara satu sama lain, rasa memiliki yang kuat terhadap sahabat kita harus kita tanamkan didalam diri kita masing-masing.

 

 

5.      Langkah IV : Interpretasi Dialeksi antara Praksis dan Visi dengan Tradisi dan Visi Kristiani

a.       Pengantar :

Teman-teman yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman kita dan berdialog tentang pengalaman kita dengan kaitannya dengan Kitab Suci.

(Fasilitator menanyakan beberapa hal yang diperoleh setelah mendapatkan peneguhan dari Kitab Suci).

b.      Pertanyaan :

Teman-teman yang terkasih, saya ingin mengajak teman-teman semua bersiskusi bersama dari beberapa pertanyaan berikut:

·         Pengetahuan baru apa yang teman-teman peroleh setelah memahami isi ajaran Tuhan?

·         Poin-poin penting apa yang bisa teman-teman dapatkan?

c.       Peneguhan dari fasilitator

Teman-teman yang terkasih melalui pengalaman dan bacaan Kitab Suci membangun sebuah persahabatan yang sejati itu sangatlah penting dialam perkumpulan kita sebagai orang yang minoritas ini. Karena dengan perkumpulan-perkumpulan seperti inilah yang akan memupuk iman kita untuk selalu setia kepada iman akan Yesus Keistus. Didalam persahabatan itu sendiri kita harus bisa menciptakan kanyamanan kepada sahabat-sahabat kita tentunya relasi yang baik yang harus terus kita pupuk dengan cinta dan kasihlah kita menciptakan semuanya itu. Kita belajar untuk tidak selalu mementingkan kepentingan kita sendiri saja ketika kita bersama-sama dengan sahabat-sahabat kita, kitika kita besama-sama dengan sahabat kita hendaknya kita juga memberikan waktu kepada sahabat kita bukan malah sibuk sendiri dengan kesibikan kita masing-masing. Karena Tuhan Yesus sendiri telah menjadi teladan yang baikbagi kita dalam membangun persahabatan yaitu bahkan Dia rela mengorbankan nyawa-Nya untuk kita sahabat yang dikasihinya. Bahkan Tuhan Yesus juga menginginkan kita untuk saling mengasihi didalam nama-Nya, maka dari itu teman-teman yang terkasih marilah kita mulai menyadari dan berusaha membangun persahabatan yang sejati didalam perkumpulan kita ini agar melalui perkumpulan ini pula kita bisa laing menguatkan didalam iman akan Yesus kristus.

6.      Langkah V : Keterlibatan Baru Demi semakin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia.

a.       Pengantar

(Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan tindakan yang nyata dan memberikan beberapa pertanyaan untuk mengarahkan peserta agar bisa membuat niat-niat baru secara kongkrit)

Teman-teman yang terkasih setelah kita mendalami pribadi lebih dalam, sekarang marilah kita bersama-sama membangun niat baru untuk membangun persahabatan yang lebih baik lagi demi kebersamaan dan pertumbuhan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Niat-naiat kita ini akan kita laksanakan secara pribadi sebagai aksi lanjut kita dalam pertemuan hari ini khususnya dalam membangun cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman.

b.      Pertanyaan :

·         Sikap-sikap seperti apakah yang akan kita tanamkan didalam diri kita untuk memupuk rasa cinta dan persahabatan sejati yang tumbuh didalam iman?

·         Rencana/aksi nyata apa yang akan teman-teman wujudkan untuk membangun persahabatan dengan teman-teman di Stasi St. Vincentius Jenangan ini?

c.       Penegasan dari Fasilitator :

Teman-teman yang terkasih, kita telah membaca Kitab Suci dan bahkan telah membuat niat baru dalam membangun sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman. Sahabat itu bukan orang yang selalu kemana-mana bersama tapi sahabat adalah orang yang selalu ada untuk sahabatnya. Seorang sahabat selalu datang menghibur sahabatnya ketika sahabatnya bersedih, selalu membantu menyelesaikan masalah sahabatnya ketika sahabtnya mempunyai masalah, selalu memberikan masukan ketika sahabatnya mulai kehilangan arah hidup, selalu bemberikan pintu maaf kepada sahabatnya ketika sahabatnya berbuat salah, dan selalu, dan selalu ada untuk sahabatnya ketika dia membutuhkan kita. Itulah sebuah persahabatan sejati saling membutuhkan bukan hanya sekedar bersama-sama namun lebih kepada kesetianan yang mendalam. Kita hidup butuh sahabat dan butuh untuk saling mencintai. Karena dengan sahabatlah kita juga akan merasakan artinya hidup dalam sebuah kebersamaan yang tentunya selalu memberikan rasa cinta yang akan membuat hidup kita berarti, jika didalam kehidupan ini kita tidak memiliki orang lain sebagai sahabat tentunya hidup kita itu terasa kurang berarti dan hampa. Karena Yesus sendiri saja didalam hidupnya memiliki sahabat yaitu paea Rasul yang selalu ada bersama-sama dengan-Nya, dan tentunya dengan persahabatan juga kita akan merasakan cinta yang begitu tulus tanpa cinta tidak akan ada persahabatan yang sejati. Karena cinta kepada sesama adalah hal yang menarik, ketika kita mampu mencintai sesama berarti kita mampu mencintai diri sendiri.

 

 

7.      Penutup

a.       Teman- teman yang terkasih pada hari ini kita telah bersama-sama mendalami sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman. Kita sebagai remaja Kotolik hendaknya selalu membangun sebuah persahabatan yang sejati di dalam iman, karena Tuhan Yesus juga telah memberikan pesan-pesan yang baik melalui Kitab Suci yang telah kita baca hari ini. Hendaklah kita bisa saling peduli, memperhatikan, berbagi dan menjaga teman-teman kita. Karena kita sebagai orang muda Katolik diharapkan bisa salang mencintai antara satu sama lain dan membangun persekutuan yang tumbuh didalam iman. Saya mengucpakan banyak terimakasih kepada teman-teman semua yang telah berkenan hadir dalam mengikuti proses katekese hari ini, saya juga minta maaf jika selama proses ini ada tingkah laku atau tutur kata saya yang salah dan semoga Tuhan selalu melindungi dan menyertai perkumpulan kita sebagai Orang Muda Katolik di Stasi St. Vincentius Jenangan ini.

b.      Doa Penutup

Teman-teman yang terkasih marilah kita siapkan hati untuk berdoa: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (Amin)

Ya Tuhan puji dan syukur kami haturkan mepada-Mu atas setiap rahmat dan berkat-Mu dalampertemuan kami hari ini, semoga apa yang telah menjadi pembahasan kami hari ini bisa kami terapkan di dalam kehidupan kami sehari-hari, semoga kami juga bisa semakin setia dalam menjalin persahabatan kami di dalam perkumpulan kami OMK Stasi Jenangan ini, semua doa dan permohonan ini kami haturkan melalui perantaraan Putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa kini dan selama-lamanya. Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (Amin).

 

c.       Lagu Penutup

”DALAM YESUS KITA BERSAUDARA”

Dalam Yesus kita bersaudara (3x)

Sekarang dan selamanya

Dalam Yesus kita bersaudara

      Dalam Yesus ada cinta kasih (3x)

      Sekarang dan selamanya

      DALAM Yesus ada cinta kasih

 

“Hari ini Ku Rasa Bahagia”

Hari ini kurasa bahagia, berkumpul

Barsama saudara seiman.

Tuhan Yesus t’lah satukan kita,

Tanpa memandang di antara kita.

Bergandengan tangan dalam kasih,

Dalam satu hati berjalan

dalam terang kasih Tuhan.

Kau sahabatku, kau saudaraku

Tiada yang dapat memisahkan kita (2x)

 

”Jalan Serta Yesus”

Jalan serta Yesus

Jalan serta-Nya setiap hari

Jalan serta Yesus

Serta Yesus s’lamanya

      Jalan dalam suka, jalan dalam duka

      Jalan serta-Nya setiap hari

      Jalan dalam suka, jalan dalam duka

      Serta Yesus s’lamanya



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ACARA REKOLEKSI

Ag. Efendi Darmanto 132777 Agnes Miraning Tyas 132778 Aloysius Iryanto          132779 Yuliana Harisa            132782 B. Gusdiantara Wijaya 132780 Nur Apriani                 132782 Yakobus Glory H. H     132796 RENCANA  KEGIATAN PASTORAL SEKOLAH                         N ama Sekolah           : SMPK St. Bernardus Madiun Kegiatan pastoral sekolah Kelas                            :VII-IX Alokasi Waktu           :   4 X 6 0 menit =   4 jam (08.00-12.00) GAGASAN POKOK Remaja katolik seringkali bimbang dan ragu dalam menentukan jalan hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Masa-masa remaja adalah masa pencarian jati diri, remaja tidak jarang berganti-ganti hobi, tujuan hidup, model rambut, dan lain sebagainya. Pencarian identitas sangat identik pada remaja, namun remaja sangat memerlukan pendampingan dalam hidupnya, karena pada masa-masa ini remaja kurang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik untuk dilakukan, sebab

CONTOH Modul Katekese Tema “…”

Modul Katekese Tema “…” I.                Gagasan Dasar II.             Tujuan Tujuan dari proses katekese ini adalah: 1.       Peserta mampu keluar dari zona nyaman 2.       Peserta mampu mengatur waktu untuk Tuhan. 3.       Peserta mau terlibat dalam hidup menggereja. III.           Model                                 : Shared Christian Praxis (SCP) IV.          Metode                               : Menonton Film, Tanya Jawab, Sharing, Diskusi V.             Sasaran/Peserta Katekese   : Remaja Akhir 19-23 Tahun VI.          Alokasi Waktu                    : 90 Menit VII.        Sarana/Alat                         : Kitab Suci, LCD VIII.     Sumber/Bahan Referensi 1.       Perikop Kitab Suci 2.       Paper “Dalam Iman, Kaum Muda Dipanggil Keluar dari Zona Nyamannya 3.       https://www.youtube.com/watch?v=Q4kpYIwa5xU IX.          Langkah-langkah 1.       Pembukaan ·         Lagu: ·         Doa ·         Pengantar Salamat malam

Makalah PHG (penghantar hukum Gereja).

Nama : Ag. Efendi Darmanto NPM : 132777 Nama kuliah: Pengantar Hukum Gereja Semester : IV A.     PENGANTAR Yang harus kita ingat apa itu Hukum Gereja agar dapat memahaminya, lalu disini saya tidak akan menjelaskan banyak mengenai masing-masing garis besar tersebut tetapi saya akan menjelaskan sedikit mengenai Hukum Gereja yang dapat saya artikan bahwa hukum adalah peraturan yang harus dituruti agar sesuatu yang berhubungan dengan iman dapat sepenuhnya terarah kepada hidup Religius. B.      LATAR BELAKANG Yang dimaksud hukum bukan dalam sistem pemerintahan saja melainkan sejak zaman gereja mula-mula (Gereja Perdana­), hingga zaman era-modern sekarang ini bukanlah hanya pemerintah saja yang memiliki hukum aturan aturan. Tetapi Gereja Tuhan tidak kalah saing akan hal itu, gereja juga memiliki suatu hukum dan aturan sendiri sebagai sebuah organisasi Gereja. Akan tetapi yang perlu diperhatikan hukum yang dimiliki oleh negara (pemerintah) tidak sama dengan hukum gereja. Hu