Langsung ke konten utama

Menjadi pewarta di Stkip Widiya yuwana Madiun

                                          Sejauh mana kamu terpanggil menjadi katekis




Saat itu saya merasa malu diantara keluarga dan masyarakat sebab saya adalah anak yang sangat nakal dan saya suka membuat onar dan  tidak pernah tidur dirumah pasti tidur di tempat teman. Saya lulus dari SMA langsung saya kerja di restoran terbesar di Bandar Lampung tetapi saat itu tidak ada hasilnya sedikit pun uang gaji aja habis untuk hura-hura dan sangat membuat emosi ketika ada kastamer yang neko-neko dan malam waktu beriping selesai saya pulang ke mess untuk istrahat dan terdengarlah suara televon yang mengganggu telingaku dan waktu sudah larut malam jam 11 tepatnya dan ketika saya lihat ternyata om saya . Om saya seorang  romo di Bandar lampung dan saya ponakan yang aneh diantara yang laen. Ketika berbincang-bincang lama saya di tawarkan kuliah di madiun . tanpa basa-basi saya terima tawaran itu dan pagi hari saya menggundurkan diri ke manager saya pak haris. Meskipun saya di Tanya kamu mau kemana kok gak kerja saya takut menjawabnya. Dan akhirnya saya di ijinkan dan saat itu saya mempunyai uang yang tak cukup banyak untuk ke jawa dan saya hanya di beri no ibu rini dan alamat kampus ini meski banyak tulisan salah dalam kampus ini saya sempat putus asa jika tidak ketemu ternyata kampus nya seperti ini tidak seperti yang saya harapkan setelah sampai pada pukul 9 malam. Tampa kenalan dengan yang lain saya langsung mandi dan tidur hari ini cukup melelahkan bagi saya. Dan saya mulai belajar yang belum pernah saya pelajari seperti mengenal apa itu katekese dan bagai mana belajar menjadi katekis. Sempat merasa putus asa tapi saya masih berharap bagaimana saya bisa lebih mengenal iman yang dulu saya ragu-ragu dengan iman saya sendiri. Tapi saya ikut misa terus misa dan mendengar kotbah romo saya mulai memberanikan diri agar tidak mudah putus asa bagaimana kalau saya pulang tanpa hasil dan saya pasti menyesal kalau tidak mulai belajar mengenal iman.
Dan saya selalu berdoa agar Tuhan memberi jalan bagaimana saya harus lakukan dengan cara itu saya mencoba menyadarinya dan saya lebih giat untuk ikut acara-acara yang berhubungan dengan Agama seperti mereka yang belajar di setasi dan saya mulai ikut-ikut ternyata mereka banyak yang belum mengenal bagaimana agama itu berkembang seperti saya dari situ saya banyak bertanya kepada romo yang saya belum tau dan hasilnya memuaskan. Saya harus mempertahan kah bagaimana saya harus lebih mengenal agama dan mewartakan agama, serta injilnya.
 

Yang harus saya lakukan !
Bagi saya dalam kehidupan dan jati diri seorang Katekis tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, lingkungan maupun sebagai anggota Gereja serta masyarakat. Mengingat keberadaan katekis di kalangan masyarakat dan umat beriman Katolik lainnya, sudah sepantasnya seorang katekis harus memenuhi beberapa kriteria atau persyaratan, dimana kriteria atau persyaratan tersebut bertujuan untuk menjamin kualitas hidup dan tugas perutusannya dengan baik dan penuh tanggung jawab, serta diharapkan dapat tampil sebagai sosok pribadi yang bermutu, baik menyangkut hidup rohani maupun pribadinya sehingga ia mampu membawa orang lain sungguh mengenal dan mengimani Yesus Kristus.
Dalam upaya saya menjadi katekis saya mau menghayati dan menyadari jati diri sebagai katekis, seorang katekis mampu mengembangkan semangat hidup yang dapat dijadikan tujuan  tugas perutusannya, antara lain :
         Katekis adalah orang beriman (dapat menjadi contoh orang beriman lainnya).
         Katekis menyadari hubungannya  dengan yang ilahi (dengan memiliki hidup rohani yang mendalam).
         Katekis terbuka pada karya Roh Kudus (menyadari sepenuhnya bahwa dasar pertama dan utama kegiatan ini adalah Roh Kudus).
         Menyadari panggilan dan dan perutusannya (bersyukur karena merupakan panggilan dari Allah).
         Katekis sebagai anggota keluarga (relasi seperti keluarga).
         Katekis adalah anggota umat (relasi yang baik dengan umat) serta harus mengumat.
         Katekis adalah pribadi yang sederhana dan rendah hati (tidak sombong dan arogan).
         Katekis bersemangat melayani (memiliki sikap dan semangat melayani seperti Yesus Kristus).
         Katekis rela berkorban (berkorban waktu, tenaga, kepentingan pribadi, keluarga, harta).
         Katekis tetaplah awam (tetaplah seorang awam dan bukan hierarki).
         Katekis mau belajar terus menerus (belajar terus menerus agar dirinya berkembang dan karyanya dapat dipertanggungjawabkan).
         Katekis dapat bekerja sama (dapat bekerjasama baik dengan pastor paroki, pengurus dewan paroki, lingkungan dan pihak-pihak lainnya, karena keberadaannya tidak dapat dilepaskan dari keseluruhan petugas pastoral).
Yang saya sudah lakukan
Saya mulai beranikan untuk ikut-ikut seperti kelingkungan sana-sini dan ikut kesetasi dari situ saya mulai memahami bagaimana kesulitan yang di hadapi umat seperti umat membutuhkan pendampingan sebagai penunjuk jalan supaya mereka tidak terjadi kesesatan yang mendalam.
Bagaimana kaum muda seperti anak-anak mereka mau di ajak ke gereja sedangkan orang tua mengarahkan tapi tidak di dengar bagai angin lalu. Disitu tugas katekis masuk ke dalam sebagai teman dan sebagai kawan.
Dari situ saya mulai tertantang untuk bekerja sama dan mau berelasi dengan katekis yang lain. Serta saya mulai berani bertanya-tanya apakah peran katekis mambantu dalam mengatasi permasalahan yang menyangkut tentang iman, dan jawabannya adalah ‘ ya membantu saya serta mengatasi yang saya butuhkan’.
Melihat kakak tingkat yang mulai mencari atau meneliti untuk mengetahui sejauh mana partisipasi umat dalam perayaan ekaristi. Penelitiannya adalah hanya sebagian umat yang mewakili semua umat dari semua tingkat umur (anak-anak, remaja, orang dewasa).
 Alasan umat belum terlibat aktif dalam perayaan ekaristi karena kurang adanya pembinaan iman umat, tenaga pembina masih sangat kurang, kesadaran akan penganggilan untuk  perayaan ekaristi. Jadi dalam hal ini butuh nya katekis masuk di dalam saat situasi ini.
Jadi saya melihat bagaimana caranya kakak tingkat kesetasi apa saja caranya. Dan saya mulai menerapkannya supaya saya mudah untuk mengajak umat ke gereja dan mereka saling membantu.

Mengapa kamu melakukan nya

 Karena bagi saya Semua itu adalah sebagai tugas yang harus di capai untuk menjadi seorang katekis  karena bagi saya  sangat penting terutama dalam pelayanan saya sebagai calon katekis dan saya melakukan itu bukan hanya sekedar berbuat karena menjadi tugas pokok katekis mewartakan “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:19-20). Inilah perintah perutusan dari Yesus kepada semua Umat Allah, yang khususnya kepada katekis. Perutusan harus selalu dihayati secara mendalam agar katekis benar-benar menjadi pewarta yang tangguh. Dari perutusan Yesus tersebut kita dapat melihat bahwa tugas pokok katekis ialah:  Mewartakan Sabda Allah Katekis mempunyai tugas untuk mewartakan Sabda Allah. Ini merupakan tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus. Hal ini berarti katekis dalam kerasulannya bertugas untuk menghadirkan Sabda Allah kepada umat sesuai dengan kebutuhan yang umat hadapi. Dengan maksud untuk menghantarkan umat mencapai kepenuhan hidup Kristus.  Memberi Kesaksian Kesaksian hidup katekis memiliki peranan penting bagi umat beriman. Sehingga dibutuhkan keselarasan rohani dan tindakan hidup. Untuk itu, sikap yang dituntut seorang katekis adalah mengamalkan segala sesuatu yang diajarkan kepada umat beriman. Katekis harus memberi contoh baik yang selaras dengan pengajarannya. Dengan demikian, kesaksian katekis dapat mendorong umat agar semakin menghayati kehidupannya agar selaras dengan ajaran Kristus.
Pengalaman Suka-duka menjadi seorang katekis
Pengalaman mereka yang membuat saya semakin menyentuh menjadi seorang katekis dimana mereka yang sudah punya pengalaman seperti kelingkungan dan setasi membuat saya menjadi berani untuk ikut serta   pengalaman mereka menjadi saya ingin mengekspresikan iman dengan melayani umat dengan segala keterbatasan saya. Mereka bisa menerima saya, mereka mau menyapa dan mengerti saya, bahkan memberikan dukungan baik material maupun spiritual.
Saya suka bahkan puas ketika melihat meningkatnya keterlibatan umat dalam karya hidup menggereja; misalnya membantu ketua lingkungan, sebagai seksi dalam DPP, namun saya masih harus berjuang terus bagaimana umat bisa terlibat dalam karya pewartaan dan itu dirasakan senang oleh mereka.
Tuhan Yesus bersabda “Aku datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani” ini saya alami sebagai rasa duka karena akhir-akhir ini umat mengganggap biasa-biasa aja, sehingga menjadikan saya mengalami banyak keterbatasan sehingga mengecewakan orang yang mestinya saya layani. 
Makna menjadi seorang Katekis
Menjadi seorang katekis adalah seorang pelayan yang tidak bisa menuntut orang lain untuk berubah memahami diri saya bahkan sebaliknya saya yang harus memahami mereka itu semua adalah anugerah Allah sendiri, bahkan semua pengalaman pahit getir hanyalah bisa di sampaikan pada Tuhan pada Tuhan.  Saya percaya “Tuhan yang memulai, Tuhan pulallah yang akan meneyelsaikannya”.
Kita semua yang telah dibaptis harus dapat menjadi pewarta bukan hanya katekisyang harus di miliki iman yang dapat di pertanggungjawabkan
         Memiliki pandangan dan menghidupkan  Hidup rohani yang mendalam (doa, membaca kitab suci, devosi)
         Memiliki nama baik sebagai pribadi dan keluarga (dalam hidup iman dan moral)
         Diterima oleh umat (dapat diterima oleh umat di mana ia tinggal)
         Mempunyai komitmen yang tinggi untuk mewartakan kabar gembira (dedikasi).
         Mempunyai pengetahuan yang memadai (kitabsuci, moral, teologi, liturgy, dsb)
         Mempunyai keterampilan yang cukup (yang diperlukan dalam proses pewartaannya)






Komentar

Postingan populer dari blog ini

ACARA REKOLEKSI

Ag. Efendi Darmanto 132777 Agnes Miraning Tyas 132778 Aloysius Iryanto          132779 Yuliana Harisa            132782 B. Gusdiantara Wijaya 132780 Nur Apriani                 132782 Yakobus Glory H. H     132796 RENCANA  KEGIATAN PASTORAL SEKOLAH                         N ama Sekolah           : SMPK St. Bernardus Madiun Kegiatan pastoral sekolah Kelas                            :VII-IX Alokasi Waktu           :   4 X 6 0 menit =   4 jam (08.00-12.00) GAGASAN POKOK Remaja katolik seringkali bimbang dan ragu dalam menentukan jalan hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Masa-masa remaja adalah masa pencarian jati diri, remaja tidak jarang berganti-ganti hobi, tujuan hidup, model rambut, dan lain sebagainya. Pencarian identitas sangat identik pada remaja, namun remaja sangat memerlukan pendampingan dalam hidupnya, karena pada masa-masa ini remaja kurang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik untuk dilakukan, sebab

CONTOH Modul Katekese Tema “…”

Modul Katekese Tema “…” I.                Gagasan Dasar II.             Tujuan Tujuan dari proses katekese ini adalah: 1.       Peserta mampu keluar dari zona nyaman 2.       Peserta mampu mengatur waktu untuk Tuhan. 3.       Peserta mau terlibat dalam hidup menggereja. III.           Model                                 : Shared Christian Praxis (SCP) IV.          Metode                               : Menonton Film, Tanya Jawab, Sharing, Diskusi V.             Sasaran/Peserta Katekese   : Remaja Akhir 19-23 Tahun VI.          Alokasi Waktu                    : 90 Menit VII.        Sarana/Alat                         : Kitab Suci, LCD VIII.     Sumber/Bahan Referensi 1.       Perikop Kitab Suci 2.       Paper “Dalam Iman, Kaum Muda Dipanggil Keluar dari Zona Nyamannya 3.       https://www.youtube.com/watch?v=Q4kpYIwa5xU IX.          Langkah-langkah 1.       Pembukaan ·         Lagu: ·         Doa ·         Pengantar Salamat malam

Makalah PHG (penghantar hukum Gereja).

Nama : Ag. Efendi Darmanto NPM : 132777 Nama kuliah: Pengantar Hukum Gereja Semester : IV A.     PENGANTAR Yang harus kita ingat apa itu Hukum Gereja agar dapat memahaminya, lalu disini saya tidak akan menjelaskan banyak mengenai masing-masing garis besar tersebut tetapi saya akan menjelaskan sedikit mengenai Hukum Gereja yang dapat saya artikan bahwa hukum adalah peraturan yang harus dituruti agar sesuatu yang berhubungan dengan iman dapat sepenuhnya terarah kepada hidup Religius. B.      LATAR BELAKANG Yang dimaksud hukum bukan dalam sistem pemerintahan saja melainkan sejak zaman gereja mula-mula (Gereja Perdana­), hingga zaman era-modern sekarang ini bukanlah hanya pemerintah saja yang memiliki hukum aturan aturan. Tetapi Gereja Tuhan tidak kalah saing akan hal itu, gereja juga memiliki suatu hukum dan aturan sendiri sebagai sebuah organisasi Gereja. Akan tetapi yang perlu diperhatikan hukum yang dimiliki oleh negara (pemerintah) tidak sama dengan hukum gereja. Hu